top of page

(INDO VERSION) SEBERAPA SEHAT UDARA YANG ANDA HIRUP?

Updated: Jun 6, 2020

Pada masa awal wabah pandemi COVID-19, sekitar bulan Februari, mungkin Anda ingat bahwa ada sebuah insiden besar yang menarik perhatian dunia yakni terjadinya penahanan kapal pesiar di laut bebas. Banyak negara yang menolak untuk menerima kapal pesiar tersebut agar dapat berlabuh di negara mereka.


Insiden ini terjadi pada kapal pesiar Diamond Princess yang berangkat dari Yokohama, Jepang pada Januari 2020. Kejadian ini kemudian dikenal sebagai awal penyebaran terbesar wabah COVID-19 di luar China pada masa awal pandemi. Sedikitnya 19,2% dari total penumpang, atau setara dengan 700 orang terinfeksi dari total 3.711 penumpang di atas kapal tersebut.



Mengapa hal ini dapat terjadi?

Apabila Anda memiliki pengalaman berlibur atau menggunakan kapal pesiar sebelumnya, Anda mungkin mendapati bahwa kapal pesiar terdiri dari bilik-bilik yang sangat kecil, bahkan ada beberapa yang tidak memiliki jendela yang dapat dibuka. Sirkulasi udara pada semua bilik (kabin) tersebut bergantung pada sistem pengondisian udara secara sentral yang diterapkan pada kapal (centralized AC).


Desain tata udara yang lemah berjalan dengan mode siklus tertutup (recirculating mode). Partikel yang keluar dari sistem pernafasan manusia pada saat batuk ataupun bersin, akan berterbangan di udara dan turut dalam mode AC sirkulasi tertutup yang digunakan pada kapal tersebut. Hal ini terjadi berulang kali sehingga kemudian hampir seluruh sistem tata udara terkontaminasi orang yang menghirup udara yang sama akan menjadi terjangkit COVID-19.

Saya tidak bepergian menggunakan kapal pesiar, apakah artinya saya aman dari infeksi?

Pada dasarnya, tidak.

Bila Anda perhatikan bahwa kebanyakan sistem ventilasi udara pada tempat-tempat yang Anda kunjungi sehari-hari seperti: kantor, restoran, pusat perbelanjaan, bioskop dan lainnya tidaklah selalu efektif.


Pada tahap awal desain ventilasi, mayoritas kontraktor lokal, konsultan, dan pemilik project tidak memerhatikan batas ambang terendah udara luar (outdoor air) yang harus dimiliki sebuah ruangan (indoor). Inilah mengapa kebanyakan sistem tata udara yang ada di Indonesia berjalan dalam siklus tertutup (re-sirkulasi). Dengan demikian, semua bau, asap, virus, bakteri, jamur, dan kontaminan di udara akan selalu ada di ruangan/bangunan tersebut, terperangkap, dan terus bersirkulasi disana. Pernahkah Anda mengalami infeksi silang dari rekan kerja (satu ruangan) yang mengidap flu? Bayangkan betapa bahaya bangunan dengan desain tata udara yang tidak sesuai ini.


Indoor air vs Outdoor air

Semua orang pasti akan mempertanyakan kebersihan udara luar, terutama di Jakarta yang pernah menyandang kota dengan tingkat polusi udara terburuk di dunia. Tapi yang tidak pernah disorot adalah, bagaimana kualitas udara di dalam ruangan (indoor)? Kenyataannya, studi membuktikan kualitas udara indoor air adalah 2-5 kali lebih berpolusi dari outdoor air.


Kemudian hitung kembali berapa jam dalam sehari kita gunakan di dalam ruangan?

Setidaknya:

· 8 jam – istirahat dan tidur (asumsi memiliki pola tidur yang sehat)

· 8 jam – bekerja di kantor / rumah

· 2 jam – makan atau berbelanja di restoran / pusat perbelanjaan / tempat publik

· 2 jam – mobilisasi perjalanan baik menggunakan kendaraan pribadi maupun umum (bus/kereta)

· 2 jam – berolahraga di pusat kebugaran



Sekarang hitung kembali berapa jam dalam sehari Anda gunakan untuk beraktivitas di luar ruangan? Tentunya tidak sebanyak di dalam ruangan, bukan? Atau setidaknya pasti tidak sebanyak yang Anda bayangkan.


Manusia menghabiskan sebagian besar dari waktunya di dalam ruangan, namun tidak memerhatikan kualitas udara di dalam ruangan tersebut. Apabila konsisten dengan kebiasaan seperti ini, tentu saja akan berdampak buruk pada kesehatan dan produktivitas manusia dalam jangka panjang.


Setelah PSBB, apakah Anda akan lebih memerhatikan kesehatan Anda dan keluarga?

Setelah PSBB berakhir, kita perlu beradaptasi pada keadaan standar baru (new normal). Gunakan waktu sebaik mungkin untuk merefleksikan kebiasaan hidup yang sudah Anda jalani selama ini: apakah rumah, kantor, dan tempat beraktivitas Anda sudah memiliki desain tata udara yang baik?


Apakah kita cukup yakin dengan sistem tata udara yang dimiliki sebuah bangunan yang sering kita kunjungi (perkantoran, perbelanjaan, publik, bioskop)? Kesehatan adalah sebuah aspek yang harus menjadi prioritas, dan menghindari lebih baik daripada menyembuhkan.


Anda LAYAK mendapatkan kualitas udara yang baik!

Setiap manusia layak mendapatkan kualitas udara yang baik. Ini adalah visi yang kami jalani setiap hari. Zebulun Consulting Services (ZCS) merupakan spesialis tata udara dan desain ventilasi untuk kebutuhan komersil dan individual.


ZCS fokus untuk menciptakan kualitas udara dalam ruangan yang lebih baik dengan mengaplikasikan pengetahuan dan teknologi mutakhir melalui ventilasi. Kami juga merupakan konsultan ventilasi resmi untuk beberapa grup besar dalam bisnis rantai panjang F&B baik di Malaysia, Indonesia, dan China.


Kami memberikan pendampingan teknis, design engineering, jasa konsultasi, dan rencana optimasi serta evaluasi.


Spesialisasi kami berada pada gedung perkantoran, food processing plant (pabrik makanan), central kitchen, food court, bar, restoran, pusat belanja (mall), rumah sakit, club, kasino, bandara, kapal pesiar, bioskop, hotel, dan bahkan sebuah smoking room.

Beberapa rekam jejak kami salah satunya: Dewakan Malaysia (Asia Top 50 Restaurant), Fei Fan Hotpot Malaysia, Soekarno Hatta International Airport (T3), Ismaya Resto Group & Ismaya Lifestyle Group Indonesia, Padma Hotel Indonesia, dan lainnya.


Hubungi www.zcs-asia.com untuk sesi evaluasi ventilasi singkat. Bagi para pemilik bisnis, developer, perencana bangunan, facility manager, layanan ZCS dapat digunakan untuk memperkokoh desain perencanaan proyek baru ataupun optimasi bangunan yang sudah ada.

 
 
 

Comments


Zebulun Consulting Services

©2020 by ZCS. Proudly created with Wix.com

bottom of page